Ilustrasi  

nusakini.com - Masih ingat dengan wacana pembangunan tol laut yang diperkenalkan Presiden Joko Widodo di awal masa pemerintahannya? Mungkin hingga saat ini masih banyak orang yang bertanya-tanya tentang konsep tol laut tersebut. Ada yang menganggap bahwa tol laut adalah jalan tol yang dibangun di atas laut. Namun, tidak sedikit yang belum mengetahui apa itu tol laut sebagaimana yang dimaksud oleh Presiden.

Oleh karena itu, melalui video YouTube yang baru diunggahnya pagi Minggu, (19/2/2017) di akun YouTube resminya, Kepala Negara mencoba untuk kembali menjelaskan mengenai konsep tol laut sebagaimana yang pernah disampaikannya. Dalam video yang berjudul “Tol Laut. Apakah itu?” tersebut, Presiden menyinggung kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia karena berhasil memanfaatkan potensi yang ada di lautan.

• Presiden Jokowi dan Mentan Amran Sarapan dan Bersepeda Bareng di Lombok
• Khusus IKN, Jokowi Keren
• PTUN Tolak Gugatan Terhadap Jokowi, Otto: Jangan Lagi Ada Tuduhan soal Dinasti Politik
• Di Sidang MK, Ini Kata Sri Mulyani Soal Asal Dana Jokowi Bagi Barang ke Warga Saat Kunker
• Soal Isu Jokowi Ikut Cawe-cawe Menentukan Pembentukan Kabinet Prabowo, Ini Respon Gibran

"Mengambil kearifan leluhur kita, saya melihat laut sebagai peluang, bukan sebagai hambatan. Maka itu kita menggagas tol laut," demikian Jokowi memulai penjelasannya.

Dilansir dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, disebutkan bahwa tol laut yang digagas oleh Presiden Joko Widodo berupa enam trayek jalur pelayaran yang bebas hambatan di mana jalur tersebut nantinya akan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia. Dengan pulau-pulau di seluruh Indonesia yang akan terhubungkan oleh tol laut tersebut, diharapkan rakyat Indonesia di berbagai penjuru Nusantara tak akan lagi mengalami kelangkaan komoditas.

"Kita juga berharap dengan tol laut harga barang menjadi lebih murah di seluruh Tanah Air. Dengan laut pemerataan ekonomi akan tercapai. Laut akan menjadi sumber kejayaan dan sumber kemajuan Indonesia abad 21," tutupnya. (p/mk)